Penulis : Deem
1. Standar deviasi
Standar Deviasi merupakan mengukur besarnya penyimpangan dari nilai ekspektasinya. Semakin tinggi standar deviasi, semakin tinggi ketidakpastian atau risiko semakin besar. Sebagai contoh, sebuah saham yang memiliki standar deviasi tinggi mengalami risiko yang lebih tinggi.
2. Beta
Beta mengukur jumlah risiko sistematis dalam keamanan individu atau sektor industri relatif terhadap seluruh pasar saham.
Pasar memiliki beta 1, dan dapat digunakan untuk mengukur risiko keamanan. Jika beta keamanan sama dengan 1, harga sekuritas bergerak dalam normal seiring dengan pasar. Keamanan dengan beta lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa sekuritasnya lebih baik daripada pasar. Sebaliknya, jika beta keamanan kurang dari 1, ini menunjukkan bahwa keamanan kurang stabil daripada pasar. Sebagai contoh, misalkan beta keamanan adalah 1,5. Secara teori, keamanan 50% lebih stabil daripada pasar.
3. Value at Risk (VaR)
VaR adalah ukuran statistik yang digunakan untuk menilai tingkat risiko yang terkait dengan portofolio atau perusahaan. VaR mengukur potensi kerugian maksimum dengan tingkat kepercayaan selama periode tertentu. Sebagai contoh, misalkan portofolio investasi memiliki VaR 10% dalam setahun sebesar 5 Milyar rupiah maka secara bersamaan portofolio itu tersebut juga memiliki peluang 10% kehilangan lebih dari 5 Milyar rupiah selama periode satu tahun.
4. VaR Kondisional
VaR Kondisional merupakan ukuran risiko yang digunakan untuk menilai risiko ekor (risk tail) suatu investasi. Digunakan sebagai perpanjangan VaR, berusaha untuk menilai apa yang terjadi pada investasi di luar batas kerugian maksimumnya. Pengukuran ini lebih sensitif terhadap peristiwa yang terjadi di pada risiko akhir.