Penulis : Dinda Mega Natasya

Malang, Smart Indonesia Academy — Didalam suatu krisis bisa menjadi timbul suatu inovasi dan juga kreativitas, lho.
Profesor Joy Rao, didalam presentasinya ia mengambil contoh kasus Bumrungrad Hospital di Bangkok, Thailand, di saat krisis keuangan tahun 1997-1998 menghantam Asia. Meskipun sempat terpuruk dan kehilangan 90% pelanggan domestiknya, Bumrungrad tetap berinovasi dengan membidik pasar luar negeri. Salah satu inisiatifnya, semua karyawan yang didorong untuk belajar bahasa inggris saat ada waktu luang.

Nah contoh-contoh permasalahan seperti diataslah yang bisa menjadi pulang baru dan juga ada Connecting The DOTS yang harus dihubungkan dan kita temukan. Lalu apakah Connecting The Dots itu? Check it out!

1) Meaning

Connecting The Dots merupakan menghubungkan titik-titik menjadi sebuah metafor untuk menggambarkan bagaimana gambaran antara suatu gagasan dengan gagasan lainnya. Ini juga salah satu cara menyelesaikan persoalan-persoalan yang cukup rumit.

2) Innovation Process

*Problem-solving
Sebuah Ide bisa menjadi solusi bagi permasalahan pelanggan. Untuk itu, ide harus dihubungkan dengan tim internal perusahaan yang bisa memberikan insight terkait kebutuhan dari pelanggan. Insight ini bisa didasarkan pada riset yang dilakukan maupun pengalaman dalam berinteraksi dengan pelanggan di lapangan.

*Market-winning
Ide memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan kompetitor. Meskipun solusi yang dihasilkan bisa menjawab kebutuhan pelanggan, perusahaan tidak akan
bisa mendapatkan revenue maksimal jika di luar sana ada kompetitor dengan solusi yang serupa. Untuk itu, harus ada competitor intelligence untuk memastikan bahwa solusi baru kamu memiliki
diferensiasi.

*Value-creating
Selanjutnya, ide juga harus dihubungkan dengan tim operasional serta keuangan perusahaan. Mereka perlu melakukan analisa apakah ide ini layak dieksekusi
secara operasional dan finansial. Apakah perusahaan memiliki sumber daya yang bisa mengeksekusinya secara efisien? Apakah pengeluaran yang dikeluarkan
akan bisa dikompensasi dengan penerimaan yang nanti didapatkan?

3) Innovation in Marketing

—Akuisisi pelanggan baru
Ini adalah inovasi untuk masuk ke segmen atau jenis pelanggan baru yang sebelumnya bukan menjadi
target market. Sebagai contoh, saat ini para pelatih fitness mulai banyak memanfaatkan aplikasi video
conference atau video call untuk menawarkan jasa exercise dari rumah. Layanan berbasis teknologi digital
ini menjadikan mereka bisa menjangkau pelanggan-pelanggan baru yang secara geografis lokasinya jauh.

*Retensi pelanggan lama
Ini adalah inisiatif-inisiatif baru yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas dari
pelanggan lama. Beberapa pengusaha kuliner saat ini mulai menawarkan model bisnis berlangganan kepada pelanggan-pelanggannya. Jadi, pelanggan
mendapatkan kemudahan karena tidak perlu melakukan pemesanan produk berkali-kali. Bagi perusahaan, ini tentu menjadikan retensi pelanggan
lebih mudah dilakukan.

*Win-back pelanggan yang pernah kecewa
Ini adalah program baru yang dilakukan untuk mengambil hati pelanggan lama yang pernah dikecewakan dan pergi meninggalkan perusahaan.
Di saat pandemi, sebagian besar pelanggan kamu mungkin dalam kondisi tidak nyaman dan penuh dengan anxiety. Inilah momen untuk melakukan kontak kembali dengan mereka yang pernah pergi meninggalkan kamu. Sebagai contoh, berbekal dengan informasi yang sudah kamu kumpulkan, kirimkanlah konten-konten digital yang bisa memberikan manfaat bagi mereka.

—Product Management
Inovasi dalam manajemen produk bisa dilakukan melalui peluncuran produk baru, optimalisasi produk yang sudah ada, ataupun pemanfaatan channel baru.

*Peluncuran produk baru
Saat ini banyak peluang produk baru yang bisa dikembangkan, terutama yang berkaitan dengan Kesehatan. Namun demikian, produk baru yang diluncurkan sebaiknya sesuai dengan core competency perusahaan dengan memanfatkan resource yang sudah ada. Contohnya adalah inovasi yang dilakukan Astra Oto Parts (AOP). Lewat anak
perusahaannya, AOP meluncurkan berbagai produk alat kesehatan, seperti EOSTRA (Extraoral Dental Suction Machine) yang berfungsi untuk melindungi
dokter gigi dengan menghisap percikan droplet pasien saat melakukan tindakan ke pasien.

*Modifikasi produk lama
Produk yang telah ada perlu dimodifikasi atau disesuaikan dengan standar-standar baru yang ada di masyarakat selama masa post-normal. Beberapa produk makanan dan minuman sudah melengkapi
kemasan produknya dengan informasi tambahan, di antaranya data suhu karyawan pada hari tersebut.
Dengan ini diharapkan pelanggan akan merasa lebih tenang saat mengkonsumsi produk.

*Pemanfaatan channel baru
Produk yang sudah ada perlu
didistribusikan melalui channel baru yang lebih bisa menjangkau pelanggan selama penerapan social distancing.
Media digital adalah pilihan channel yang sekarang bisa dioptimalkan untuk berbagai hal, mulai dari pemesanan, pembayaran, konsultasi, dan sebagainya.
Dengan kemudahan akses semacam ini, pelanggan akan lebih mudah didapatkan.

Sampai sini sudah paham bagaimana Connecting The Dots itu berjalan dan juga sangat berperan penting dalam dunia bisnismu? Ada yang mau terapi Connecting The Dots?