Penulis : Dinda Mega Natasya
Malang, Smart Indonesia Academy —Mindset… Pada akhirnya mungkin ini salah satu hal yang akan menjadi penentu keajaiban hidup. Secara lebih eksploratif, kita perlu menapak-tilasi tiga keping elemen yang bisa membuat kekuatan mindset menjadi lebih ampuh perannya dalam membentuk hidup yang mapan nan sejahtera.
Mindset # 1 : Abundance Mindset atau mindset keberlimpahan.
Inilah sejenis mindset yang selalu dipenuhi dengan “mentalitas keberhasilan”,
yang selalu gigih mencari jalan untuk menguak perbaikan nasib meski tantangan yang rumit menggayut di sepanjang jalan.
Mindset keberlimpahan adalah juga sejenis mentalitas yang selalu sarat dengan optimisme, harapan positif, dan keyakinan bahwa di ujung sana ada janji kesuksesan yang layak diperjuangkan.
Mindset positif bukan soal apakah kita lulusan S1, S2 atau hanya SMP. Juga bukan soal apakah kita anak orang mapan atau sekedar anak supir angkot. Mindset positif adalah tentang keyakinan diri bahwa masa depan yang lebih cemerlang niscaya bisa direngkuh.
Sebaliknya, tanpa disadari mindset negatif hanya akan menarik energi negatif di semesta alam raya ini. What you think is what you get. Spiral kehidupan yang sarat dengan kenestapaan mungkin akan selalu bergulir
tanpa henti.
Mindset # 2 : Action Oriented.
Mindset positif adalah pemicu. Ia akan
menjadi kekuatan nyata jika disertai dengan action. Atau action oriented. Dan persis disinilah penyakit yang menghantui begitu banyak orang.
Oh, saya punya rencana begini. Oh, saya punya angan-angan seperti itu. Pokoknya tahun depan saya harus mulai mewujudkan impian ini. Dan ketika tahun depan menjemput, bilangnya : tahun depannya lagi saja. Begitu seterusnya. Jutaan orang terkapar nasibnya lantaran mentalitas menunda seperti ini. Mentalitas angan-angan, dan bukan mentalitas aksi.
Mindset #3 : Resourcefulness.
Saya rasa ini pilar yang paling penting.
Makna sederhananya : panjang akal. Atau kegigihan untuk secara mandiri menemukan sumber daya yang diperlukan untuk mengubah nasib.
Sialnya, begitu banyak orang yang memiliki zero resourcefulness. Wah bagaimana caranya ya mas? Aduh, saya ndak tahu harus bagaimana lagi?
Pertanyaan-pertanyaan elementer seperti ini acap muncul, dan Sungguh itu mencerminkan “kebodohan paling akut” : betapa pendek akalnya.
Saya juga sering dapat email yang isinya kurang lebih seperti ini : saya ingin mengubah nasib mas. Tapi bagaimana caranya ya mas? Apa yang harus saya lakukan?
Ada dua kemungkinan kenapa pertanyaan seperti itu muncul. Yang pertama, orangnya malas mencari jawaban sendiri (dan di era Google seperti sekarang, sebenarnya semua pertanyaan sudah ada jawabannya).
Kemungkinan kedua : IQ orang itu dibawah 50.
resourcefulness adalah elemen paling krusial manakala orang berkeinginan mengubah nasib. Panjang akal. Gigih mencari ilmu secara mandiri meski harus bersusah-payah. Kreatif menemukan sendiri jawaban dan solusinya.
Positive Mindset. Action Oriented. Resourcefulness. Inilah sejatinya tiga elemen esensial untuk melukis garis nasib dan kehidupan kita di masa mendatang.
Think positive. Keep Learning. And just do it.